eko winarto sma 1 jiwan

ILMU;teman dikala sendiri & kawan diwaktu sepi

MODEL KEPEMIMPINAN MENUJU KINERJA UNGGUL

Artikel ini kami tulis jelang tes diklat LP2KS di Solo tanggal 7 Juni 2012 ;

Saya mulai uraian ini dengan mengetengahkan fungsi dan tujuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada bab II pasal 3 UU nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional : “Fungsi Pendidikan adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa” dan “Tujuan Pendidikan adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada TYME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab”.

Dua kata kunci di atas yakni fungsi pendidikan mengembangkan kemampuan dan tujuan pendidikan mengembangkan potensi seharusnya menginspirasi setiap pengambil kebijakan sektor pendidikan agar melakukan perubahan pola pikir dan tindakan dalam menjalankan tugas pengabdiannya. Pada dasarnya kemampuan dan potensi telah dimiliki setiap orang sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Peran pengelola pendidikan mengembangkan potensi positif dan secara bersamaan meredam potensi negatif. Jadi pola pikir membentuk/mencetak kemampuan dan potensi selayaknya berubah menjadi mengembangkan kemampuan dan potensi pembelajar

Perubahan paradigma pendidikan, terutama dalam hal pola hubungan atasan-bawahan (pemimpin-staf, guru-peserta didik) yang semula bersifat hierarkis-komando menuju ke arah kemitraan dalam rangka untuk mengembangan kemampuan dan potensi diri. Pada hubungan atasan-bawahan yang bersifat hierarkis-komando, seringkali menempatkan bawahan sebagai objek tanpa daya. Pemaksaan kehendak dan pragmatisme merupakan sikap dan perilaku yang kerap kali mewarnai kepemimpinan model ini. Pada gilirannya dapat berakibat terbelenggunya sikap inovatif dan kreatif dari yang dipimpin. Hal ini akan terlihat dalam menjalankan tugas mereka cenderung bersikap apriori dan bertindak hanya atas dasar perintah pimpinan. Dengan kondisi demikian, pada akhirnya akan sulit mewujudkan kinerja unggul.

Sejalan dengan konsep di atas, guru yang mendapat tugas tambahan sebagai kepala sekolah diharapkan menjadi pemimpin yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi, menggerakkan, mengembangkan dan memberdayakan segala sumber yang ada pada satuan pendidikan agar mampu mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Penanggung jawab pendidikan masa kini perlu memberi bentuk baru dalam hubungannya dengan peserta didik dan para staf, yaitu dari posisi mengontrol ke posisi kerjasama. lssue dan kritikan dalam pendidikan bukan lagi bagaimana kepala sekolah mengontrol staf dan bagaimana guru mampu mengontrol kelasnya, tetapi bagaimana agar para staf dan peserta didik terlibat langsung secara aktif dalam meraih cita-cita bersama. Oleh karenanya keberhasilan sekolah adalah keberhasilan segenap komponen dalam mewujudkan harapan yang tinggi pada keberhasilan bersama.

Prinsip ini mengingatkan kita pada ajaran tokoh inspiratif Ki Hajar Dewantoro ; “Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani”. Tuntunan tersebut sebagai ihtiar bagi setiap komponen/unsur yang terlibat dan bertanggung jawab dalam proses pendidikan di sekolah. Berikut ini adalah kiat menjadi pemimpin yang efektif disetiap unit kegiatan  yaitu ;

  1. Kinerja unggul jika harapan dipusatkan pada keberhasilan bersama,
  2. Berani ambil resiko karena rasa takut bukanlah pemicu yang efektif,
  3. Perubahan harus diyakini sebagai keniscayaan,
  4. Saling bekerjasama merupakan kunci menuju sukses.

SIMPULAN

  1. Kepemimpinan fasilitatif merupakan alternatif model kepemimpinan yang dibutuhkan guna menghadapi tantangan masa depan yang komplek dan dinamis.  Pada intinya model ini merujuk pada upaya mempengaruhi, menggerakkan, mengembangkan dan memberdayakan setiap komponen / unsur yang terlibat dan bertanggung jawab dalam proses pendidikan untuk mewujudkan visi sekolah.
  2. Paradigma baru pengelolaan sekolah adalah sejauh mana satuan pendidikan mengembangkan, menggerakkan dan memberdayakan delapan standar nasional pendidikan (Isi, Proses, Kelulusan, PTK, Sarpras, Pengelolaan, Pembiayaan, dan Penilaian), sehingga pola pikir lama yang membandingkan bahwa sekolah A lebih maju dari sekolah B tidak bisa lagi dilakukan karena pembandingnya saat ini adalah SNP.

Tulisan selengkapnya klik di sini

1 Juni, 2012 - Posted by | pemikiran | , , , , , , , , ,

4 Komentar »

  1. sangat menginspirasi sya yg berminat memimpin sekolah
    ======
    @sulkifly, terima kasaih responnya…

    Komentar oleh Sulkifly Sunan | 17 Juni, 2012

  2. Jarang update kemana aja pak eko?
    ======
    @sugiyanto, sukses dagangannya mas…

    Komentar oleh Kereta Mini | 25 Juni, 2012

  3. Salam kenal pak dari madiun juga ingin silahturahmi saja
    ======
    @ping.sg, kenal kembali…suwun kunjungannya

    Komentar oleh Madiun | 25 Juni, 2012

  4. Mohon minta alamat kantor LP2KS solo nya, makasih
    ======
    @Jeli, Kp.Dadapan Rt.06/Rw.07, Desa Jatikuwung Gondangrejo Karanganyar,Jateng. PO BOX.4082 Telp +622718502888; Website:www,lppks.org; E-mail: lp2kssolo@gmail.com

    Komentar oleh Jeli | 2 Juli, 2012


Tinggalkan komentar